Wednesday, March 21, 2012

Para Kandidat DKI Jakarta 1, Siap bersaing

Rabu, 21 Maret 2012 Jakarta – Sehari setelah penutupan pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta, pasangan kandidat gubernur dan wakil gubernur mulai memanaskan persaingan dengan saling serang.

Kemarin,bakal calon gubernur (cagub) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid dan bakal calon wakil gubernur (wagub) dari koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)-Partai Gerindra Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyerang kandidat incumbent Fauzi Bowo alias Foke. Hidayat menyindir kampanye Foke dengan dikotomi suku Betawi dan bukan.

Mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) ini pun mengingatkan yang bersangkutan agar tidak membesarbesarkan sentimen sebagai asli Betawi. Menurut dia, Jakarta ini dihuni banyak warga masyarakat dari seluruh Indonesia. ”Ya saya sangat hormat dengan Betawi, Pak Foke dan Nachrowi yang asli Betawi .Tapi Jakarta bukan hanya dihuni masyarakat Betawi, penduduk terbesar di Jakarta dari Jawa, Sunda,Betawi, baru Batak dan Padang, dan seterusnya.Tidak tepat didikotomikan Jakarta dan luar Jakarta.

Di Jakarta itu banyak orang dari seluruh Indonesia,”tandasnya. Menurut dia,kandidat yang berasal dari Jakarta berniat baik untuk membangun Jakarta, bukan mengobok-obok. Hidayat mencontohkan dirinya yang bukan asli Jakarta datang ke Jakarta sudah sejak 1992, sudah mempunyai KTP Jakarta, dan semua anaknya terlahir di kota ini.Pada Pemilu 2004 saat dirinya menjabat sebagai presiden PKS, partainya ternyata menjadi pemenang Jakarta.

”Siapa pun yang datang ke Jakarta bukan datang untuk mengobok-obok Jakarta. Pak Jokowi dan Pak Alex Noerdin tidak ingin mengobok-obok Jakarta. Success story yang mereka miliki di Solo dan Sumsel mau dibawa ke Jakarta dan saya welcome,”kata Hidayat kepada wartawan di Gedung DPR,Senayan,kemarin. Senada, Ahok menyindir Foke yang optimistis akan didukung masyarakat Jakarta asli pada pilkada nanti.

”Jadi bilang sama Pak Foke, di Jakarta ini banyak golongan masyarakat. Orang Betawi juga tidak semuanya dukung dia,saya kira pendukung saya malah banyak anak Betawi, jadi Betawi mana yang mau diklaim?” ujar Ahok kemarin. Lebih jauh dia menandaskan, jika ada pihak yang masih mengklaim mewakili masyarakat Betawi, tetapi faktanya banyak masyarakat Betawi yang kesejahteraannya masih minim, hal itu akan bertolak belakang dengan fakta yang sebenarnya.

”Kita setuju tidak perlu rumah kumuh,tapi orang miskin diberi rumah dong. Kalau begini orang Betawi juga nangis, Jakarta dibangun mereka tidak diperhatiin,” jelasnya. Sebelumnya, saat deklarasi pencalonan bersama Nachrowi, Foke menegaskan bahwa dirinya bersama Nachrowi merupakan putra yang lahir di Jakarta dan tentu mengenal Jakarta.

Foke sendiri kemarin tidak membalas serangan lawannya,tetapi memilih tetap fokus menjalankan tugas pemerintahan sebagai gubernur DKI Jakarta. Sedangkan, pendampingnya, Nachrowi, terus meningkatkan sosialisasi dengan Badan Musyawarah (Bamus) Masyarakat Betawi, termasuk tetap melakukan konsolidasi dengan partai dan ormas Betawi lainnya.

Konsep dan Program atasi masalah DKI

Kemampuan pasangan kandidat menyampaikan konsep dan program untuk mengatasi problem laten di DKI Jakarta seperti banjir, macet, dan masalah kriminalitas akan menentukan kemenangan dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI yang akan digelar pada 11 Juli 2012 depan. Pandangan ini disampaikan sejumlah pengamat politik seperti pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Andrinof A Chaniago dan Arbi Sanit serta A Bakir Ihsan dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatulah Jakarta.

Andrinof menandaskan, konsep yang disampaikan haruslah rasional dan dapat diterima masyarakat.”Sebagus apa pun program bila cara penyampaiannya tidak menarik,maka tidak mendapatkan perhatian masyarakat,”tandas Andrinof. Arbi Sanit juga menandaskan bahwa kecakapan menyampaikan visi dan program akan menentukan kemenangan kandidat,selain modal dana yang kuat dan penguasaan jaringan politik dan birokrasi.

Dia meyakini, semua kandidat pasti punya janji mengatasi kemacetan, mengatasi masalah banjir maupun menjanjikan masalah keamanan Ibu Kota. ”Persoalannya kemudian adalah bagaimana mengampanyekan dan mengiklankan visi itu dengan baik.Itu pun harus melalui iklan dan spanduk yang harus melalui dana.

Senada,Bakir Ihsan melihat kemampuan kandidat menyampaikan konsep dan program sangat penting karena mayoritas pemilih Ibu Kota adalah orang terpelajar. ”Di sinilahpentingnya kemampuan komunikasi melalui media. (Kheirkishan,21 Maret 2012)

1 comment:

  1. Melihat tract record smua cagub. Saya kagum dgn apa yg sdh dilakukan Bang Jokowi-Ahok. Beliau ini muda dan sangat bersih dlm kepemimpinanya seblmnya. Mereka bahkan pantas dijadikan tauladan para pejabat linnya.

    ReplyDelete